Kisah Rini Indiriani Bantu Perawat di Timur Indonesia Lulus Uji Kompetensi
Rini saat memberikan workshop pelatihan(Dok.Pribadi)
Pelatihan Uji Kompetensi Perawat menjadi salah satu klaster kategori yang dilombakan dalam program LEAD Indonesia 2019. Dari klaster ini, Rini Indriani muncul sebagai pemenang ke 3. Rini yang juga merupakan ASN Perawat Ahli Pertama unit UGD, UPTD Puskesmas Wonggeduku, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara, mulai memberikan pelatihan gratis sejak Januari 2018 dengan menjadi mentor di Rumah Uji Kompetensi Indonesia (RUKI). Awalnya ia juga peserta bimbingan RUKI, setelah lulus Rini diajak bergabung menjadi Tim Work RUKI untuk sharing ilmu dan pengalamannya. Ia makin tergerak karena melihat banyak rekan sejawatnya tidak bisa bekerja di RS karena terkendala belum memiliki Surat Tanda Regitrasi (STR) yang diperoleh setelah lulus Ujian Kompetensi. Berkat ketekunan dan kinerjanya, kini ia pun dipercaya untuk menjadi koordinator RUKI wilayah Sultra,Sulut, Maluku, dan Papua.
Rini bersama Tim Work RUKI terus rutin memberikan pelatihan melaui aplikasi Telegram, terutama menjelang jadwal Ujian Kompetensi yang diadakan 3 kali dalam setahun. Kini jaringan peserta pelatihan RUKI di aplikasi Telegram beranggotakan sekitar 12.000 orang dari seluruh Indonesia. Untuk bisa menjaga kualitas bimbingan, Rini dan Tim Work RUKI dibawah arahan ketua RUKI Bapak Brajakson Siokal, membagi tugas dan tanggung jawab perorangnya serta membagi jadwal bimbingan per minggunya.
“Saya dan tim lainnya mendapatkan waktu bimbingan 2 kali pertemuan/minggu (kelas umum & Express) dengan membahas 5-7 soal plus materi bimbingan.” Info dari rini mengenai pembagian tugas di RUKI.”
Kini di masa Breakthrough Project (implementasi kegiatan) dari program LEAD Indonesia 2019, Rini sedang sibuk memberikan pelatihan untuk Uji Kompetensi yang diselenggarakan bulan Juli 2020 oleh Dirjen Dikti. Selain pelatihan, Rini juga disibukan dengan kegiatan promosi RUKI, perumusan soal, menjalin kerjasama pelatihan berbayar dengan perguruan tinggi, serta melakukan advokasi kepada PPNI dan pihak swasta agar kegiatan RUKI terus mendapat dukungan. Tercatat, Rini telah berhasil menjalin kerjasama dengan Poltekes Kemenkes Kendari, Universitas De La Salle Manado, Universitas Sariputra Tomohon, dan Akper PPNI Kendari untuk memberikan jasa pelatihan intensif bagi mahasiswa di kampus tersebut.
Rini bersama Tim Work RUKI Sulawesi Tenggara (Dok.Pribadi)
Melalui pesan singkat, Rini bercerita kepada tim BCF mengenai tantangan dan suka duka saat memberikan pelatihan gratis Uji Kompetensi Perawat.
“Sebagai relawan dan juga Tim Work RUKI, saya punya tugas dan tanggung jawab meningkatkan kualitas bimbingan. Saya ditantang untuk terus membaca ilmu terbaru dalam dunia keperawatan guna meningkatkan materi bimbingan. Penyusunan soal harus mengikuti standar yang telah ditetapkan secara nasional yang tiap periodenya mengalami perubahan. Kemudian saya juga harus bagi waktu antara mebimbing dan bekerja sebagai ASN.”
Suka dan duka dalam membimbing banyak peserta tentunya menjadi makanan sehari-hari bagi Rini. Banyaknya peserta yang tergabung dalam grup Telegram membuat dia harus bisa membagi peprhatiannya ke banyak peserta.
“Sukanya, saya mudah menjangkau rekan sejawat diseluruh Indonesia. Saya bisa mengetahui apa saja kendala yang dihadapi rekan sejawat ketika tidak lulus. Informasi kondisi di lapangan juga mudah saya ketahui karena anggota tersebar dimana-mana. Dukanya, terkadang saya harus menjelaskan berulang pada yang belum paham. Saya juga harus menjadi penengah ketika ada silang pendapat antar peserta. Juga kendala jaringan internet yang tak stabil,” cerita Rini kepada tim BCF.”
Tim BCF pun bertanya kepada Rini adakah cerita mengenai peserta pelatihan yang membuatnya berkesan selama tergabung di RUKI.
“Banyak cerita haru dan berkesan yang saya temui. Salah satunya dari peserta yang usianya 50an dan gagal UKOM lebih dari 5 kali. Namun karena tekadnya kuat, peserta tersebut masih semangat terus untuk belajar dan tak kalah dengan peserta yang usianya 20an. Peserta lain bahkan memanggilnya “oma” saat bimbingan. Alhamdulillah, peserta tersebut telah lulus dan memiliki STR,” cerita Rini.
Menutup ceritanya, Rini berharap semoga peserta RUKI yang telah lulus dan kompeten (memilki STR) bisa mendapatkan pekerjaan impian dan menjadi perawat profesional yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan.