Buat Sahabat BCF yang aktif dalam organisasi/komunitas sosial baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan, yuk ikutan ๐๐ผ๐บ๐ฝ๐ฒ๐๐ถ๐๐ถ ๐ ๐ฒ๐ป๐๐น๐ถ๐ ๐๐๐๐ฎ๐: ๐ฆ๐ฒ๐น๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ต ๐ช๐๐ท๐๐ฑ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฆ๐๐๐ ๐ฎ๐ฌ๐ฏ๐ฌ
JAKARTA-Bakrie Center Foundation (BCF) kembali menyelenggarakan ragam kompetisi yaitu kompetisi menulis essay, kompetisi infografis, dan TikTok Challenge dengan tema besar Menuju Indonesia Sehat, Berdaya, dan Lestari.
LOMBOK TENGAH – Selasa (6/9) malam , Wakil Bupati Lombok Tengah, Nursiah menyambut kedatangan 25 mahasiswa terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia di Pendopo Kabupaten Lombok Tengah. Kedua puluh lima mahasiswa tersebut merupakan peserta magang Campus Leaders Program yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF). Dalam penyelenggaraan magang ini, BCF menjadi mitra pelaksana magang dari program Magang dan Studi Independen Bersertifikat besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Setelah menjalani rangkaian kegiatan program LEAD Indonesia 2022 selama 3 bulan, pada Jumat (24/6) pagi, 21 lembaga organisasi peserta LEAD Indonesia 2022 mengikuti sesi Closing Ceremony yang diselenggarakan secara daring. Acara ini dibawakan oleh Gina Fita dari TV One yang dihadiri oleh CEO Bakrie Center Foundation – Imbang Jaya Mangkuto, GPA Manager PT Energi Mega Persada Tbk- Amru Mahali, Wakil Ketua Yayasan Bakrie Amanah-Teguh Anantawikrama, perwakilan Kelompok Usaha Bakrie, serta para mentor LEAD Indonesia 2022.
JAKARTA- Pagi ini (28/2), Bakrie Center Foundation (BCF) membuka rangkaian program LEAD Indonesia 2022. Dalam acara Opening Ceremony LEAD Indonesia 2022 ini, turut hadir CEO BCF, Imbang Jaya Mangkuto, perwakilan Kelompok Usaha Bakrie, Bakrie Amanah, Bakrie Untuk Negeri, serta 23 peserta dari beragam organisasi yang berkecimpung di bidang pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Kedua puluh tiga peserta terpilih yaitu:
Cluster Pendidikan Anak Prasejahtera
1. Rio Rionaldi (Omah Sinau Gesang) 2. Wahyu Tri Handoko (Rumah Belajar Indonesia Kreatif/Yayasan Gema Insani 3. Mohammad Arif Pramata (Rumah Visioner) 4. Faisal Amir (Riungan Sodaqoh)
1. Dewi Kusuma Widyastuti (Rumah Uji Kompetensi Indonesia/RUKI) 2. Devi Kharismanda Haryanto (RUKI) 3. Abdul Mahmud (RUKI)
Kedua puluh tiga peserta ini akan mengikuti rangkaian program LEAD Indonesia 2022 hingga 7 Juni 2022 mendatang. Rangkaian program LEAD Indonesia dibuka dengan pelaksanaan workshop Impact Forum selama 5 hari, dimulai sejak 28 Februari sampai 4 Maret 2022. Workshop Impact Forum ini ditujukan untuk menambah wawasan serta pengetahuan peserta mengenai Project Management, Organizational Development, Fundraising, Branding dan Campaign untuk sebuah organisasi sosial, serta bagaimana membuat laporan keuangan dari kegiatan sosial.
“Para pegiat sosial harus memiliki minat untuk memperbarui wawasan untuk mengembangkan lembaga yang dijalankan, terlebih jika ingin lebih berdampak dan memperluas jangkauannya,” tutur Imbang J.Mangkuto, CEO BCF dalam kata sambutan di Opening Ceremony LEAD Indonesia 2022.
Setelah menyelesaikan sesi workshop Impact Forum, para peserta akan melakukan penggalangan dana secara digital melalui platform bakrieamanah.id dengan proyek sosial yang ditentukan oleh setiap peserta.
Para peserta LEAD Indonesia juga akan mengikuti sesi mentoring dengan para mentor berpengalaman dalam bidang pendidikan anak prasejahtera, program kampung iklim, uji sertifikasi bagi tenaga kesehatan, pendampingan pasien TBC, dan gerakan lanjut kuliah. Sesi mentoring akan dilakukan selama 3 bulan hingga 7 Juni 2022.
“Sesi mentoring ini akan menjadi wadah kolaborasi bagi rekan-rekan yang berada dalam satu cluster yang sama. Meski mereka datang dari lembaga yang berbeda, namun kami yakin dengan kesamaan tujuan peluang kolaborasi terbuka lebar,” jelas Public Relation BCF, Waode Rizky.
Pada akhir program, BCF akan menentukan 3 peserta terbaik berdasarkan keaktifan peserta, kedisplinan, komitmen, serta progres penggalangan dana dalam bakriemanah.id. 3 peserta terbaik akan mendapatkan donasi pengembangan lembaga dari BCF.
Kunjungan Anindya Bakrie bersama Delegasi Kadin Indonesia ke Inggris Raya pada bulan Oktober 2021 lalu
JAKARTA โ Bakrie Center Foundation (BCF) bergabung menjadi mitra strategis Global Health Security Consortium (GHSC) dan B20 Indonesia untuk menghadapi pandemi dan membentuk global health legacy. Kolaborasi ini diluncurkan setelah B20 InceptionMeeting pada tanggal 27-28 Januari 2022 lalu.
โPada kesempatan tersebut Pak Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pandemi harus dilihat bukan hanya sebagai masalah tapi juga ada peluang. Ada tiga peluang utama yaitu: transisi menuju green economy, trend digital economy yang makin pesat, dan reformasi arsitektur kesehatan global yang lebih responsif menghadapi pandemi. Yang terakhir ini menjadi konsen BCF dan GHSC,โ kata Founder BCF Anindya Bakrie, dalam keterangan resminya.
Untuk diketahui, GHSC adalah sebuah konsorsium yang terdiri dari tiga institusi terkemuka di bidang kesehatan global yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Inggris Raya Sir Tony Blair. GHSC adalah kemitraan yang terdiri dari Tony Blair Institute for Global Change, Lawrence J. Ellison Institute for Transformative Medicine, dan kelompok periset dari University of Oxford.
GHSC bersifat independen dan memiliki keahlian dibidang politik, sains dan medis yang bertujuan untuk mendukung para pemimpin dunia untuk mengatasi pandemi Covid-19 secepat mungkin dan bersiap menghadapi berbagai tantangan kesehatan global di masa depan. Kelompok ini akan berkontribusi dalam perancangan berbagai kebijakan strategis dalam agenda kesehatan global.
Anindya menjelaskan, kolaborasi antara GHSC, B20 Indonesia dan BCF akan berfokus pada tiga pilar kunci kebijakan: memperluas akses vaksinasi bagi masyarakat global, baik vaksin Covid-19 dan penyakit menular lainnya; early monitoring dan early detection mutasi dan varian penyakit baru berbasis genomic sequencing; serta kemitraan riset dan investasi ilmu hayati antara negara-negara Global North dan Global South.
โDukungan BCF untuk menjadi mitra strategis ini adalah bagian dari komitmen Bakrie Group, dalam perayaan ulang tahun ke-80 pada tahun 2022, untuk memulai babak baru perusahaan yang berorientasi 3 C โ Climate, Covid-19, dan Capital trends,โ jelas Anindya yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (2021-2026).
Peran BCF sebagai mitra strategis GHSC dan B20 Indonesia, lanjut Anindya, juga merupakan langkah konkret tindaklanjut kunjungan Anindya Bakrie bersama Delegasi Kadin Indonesia ke Inggris Raya pada bulan Oktober 2021 lalu. Saat itu rombongan bertemu dengan Sir Tony Blair dan Sir John Bell dan berdiskusi mengenai kerja sama strategis di bidang kesehatan.
โKemudian Sir Tony Blair juga melakukan kunjungan balasan ke Indonesia pada bulan November 2021 dalam rangka konsolidasi kerja sama di bidang kesehatan global yang didukung oleh BCF ini,โ ungkap Anindya yang juga merupakan anggota dari B20 International Advocacy Caucus.
Kolaborasi tersebut akan dibawa dalam KTT G20 yang akan digelar tahun ini di mana Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah dan presidennya. Dalam acara yang akan diselenggarakan di Jakarta, Bali, dan beberapa kota-kota lainnya pada bulan November 2022 itu, KADIN Indonesia ditunjuk sebagai organisasi penyelenggara B20 yang merupakan forum dialog antara G20 dan komunitas bisnis internasional.
B20 Indonesia yang bertema โAdvancing innovative, inclusive and collaborative growthโ telah dimulai secara formal dan publik dengan acara pendahuluan, atau B20 Inception Meeting, yang digelar pada 27-28 Januari lalu.
โBCF akan mendukung kemitraan GHSC dan B20 Indonesia dalam kerja sama di bidang pembentukan kerangka rekomendasi kebijakan-kebijakan peningkatan arsitektur kesehatan dunia sebagai faktor penting untuk mendukung pemulihan yang bersifat inklusif dan kolaboratif dari wabah Covid-19,โ kata Anindya.
BCF, yang dipimpin langsung oleh Anindya Bakrie dan generasi ketiga keluarga Bakrie, didirikan untuk memajukan pengembangan sumber daya manusia untuk menggali potensi bangsa Indonesia. BCF merupakan salah satu organisasi filantropis Indonesia yang paling aktif di kancah internasional. Sepanjang sejarahnya, BCF telah menjembatani Indonesia dan dunia melalui Professorship dan Fellowship Bakrie di berbagai think-tank dan universitas berkelas dunia, seperti Carnegie Endowment for International Peace, Eisenhower Fellowship, Stanford University, Northwestern University, dan Nanyang Technological University.
Dalam bidang kesehatan khususnya pada penyakit menular, BCF sejak tahun 2018 mengupayakan peningkatan kapasitas bagi pegiat sosial yang bergerak di bidang TBC melalui program Leadership and Development Experience (LEAD Indonesia). Hingga saat ini BCF mendampingi 6 orang peraih fellowship yang bergerak di bidang pencegahan dan pendampingan pasien TBC. Selain pemberian donasi pengembangan lembaga, BCF juga meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam organisasi binaan.
Campus Leaders Program merupakan program magang yang diperuntukkan bagi mahasiswa semester akhir. Program magang ini tidak hanya untuk memberikan pengalaman keilmuan namun juga mengasah empati sosial, sehingga mampu menjadi pemimpin muda yang penuh empati.
Campus Leaders Program batch ketiga sedang berjalan. Untuk pendaftaran batch selanjutnya akan diinformasikan melaui website bcf.or.id dan akun media sosial BCF.
Kegiatan Pengajaran Tingkat Sekolah Dasar (Dok.Yayasan Indonesia Hijau)
Isu mengenai citra anak jalanan yang lekat dengan kriminalitas, putus sekolah, dan rantai kemiskinan menjadi latar belakang Riha Ahzarina dan rekan-rekannya dari Yayasan Indonesia Hijau mendirikan Rumah Peduli. Rumah Peduli merupakan sekolah informal yang diperuntukan untuk anak-anak jalanan dan anak pemulung dengan tujuan memutus rantai kemiskinan melalui pemberdayaan dan pendidikan. Di Rumah Peduli Riha dan para relawan memfokuskan kegiatan pendidikan untuk sekolah kejar paket B dan C bagi anak-anak yang tinggal di lapak pemulung di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Gerakan Lanjut Kuliah: Memutus Mata Rantai Kemiskinan dengan Pendidikan
Tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa terdapat ketimpangan pendidikan dalam hal capaian rata-rata lama sekolah. Menurut data, kelompok termiskin hanya mampu menyelesaikan sekolah rata-rata selama 6,6 tahun atau setara dengan jenjang Sekolah Dasar. Adapun untuk kelompok ekonomi teratas, rata-rata lama sekolahnya dapat mencapai 11 tahun atau hanya setara 1 SMA. Hanya segelintir yang memiliki kesempatan dan akses untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Mendorong anak-anak kelas 12 untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terutama dari keluarga kurang mampu, merupakan aktivitas utama dari Slamet Riyadi, Penggagas Gerakan Ayo Kuliah di Provinsi Lampung yang juga merupakan Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Provinsi Lampung. Slamet juga merupakan alumni penerima beasiswa S2 Bakrie Center Foundation 2012 dari Universitas Negeri Lampung dan Fellow Program LEAD Indonesia tahun 2018. Gerakan Ayo Kuliah (GAK) merupakan program inovasi pembinaan siswa PKH kelas XII/SMA/MA Sederakat yang berasal dari keluarga prasejahtera.
GAK ingin membantu pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan akses dan kualitas SDM untuk tujuan jangka panjang yakni memutus rantai kemiskinan dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Memulai gerakan ini sejak tahun 2017, kini GAK telah memiliki 9 wilayah kerja di Provinsi Lampung serta telah membantu 281 anak PKH diterima di PTN/PTKIN di Provinsi Lampung. Selain itu, GAK juga telah direplikasi di 4 Provinsi lainnya di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Hal serupa juga dilakukan Atih Ardiansyah, pendiri gerakan Cendekiawan Kampung. Cendekiawan Kampung adalah platform yang mempertmukan genius kampung dengan pemberi beasiswa. Cendekiawan Kampung bertujuan untuk menyiagakan Sumber Daya Manusia yang mumpuni berdasarkan pemetaan dan kebutuhan wilayah asal para genius kampung.
Saat ini, ada 6 klaster yang dikembangkan oleh Cendekiawan Kampung yaitu sektor pendidikan, pertanian, perikanan-kelautan, pariwisata, mitigasi bencana, dan kesehatan. SDM lokal dari keenam klaster tersebut harus disiapkan untuk menyelesaikan ketimpangan wilayah dan mendorong kemandirian, serta memutus mata rantai urbanisasi. 1,5 tahun berjalan, Cendekiawan Kampung berhasil menghantarkan 24 genius kampung yang berasal dari Banten (Kabupaten Pandeglang dan Serang) dan Maluku (Kabupaten Kepulauan Buru), untuk melanjutkan pendidikan jenjang S1 dan S2.
Bakrie Center Foundation mengajak kalian untuk langsung bertemu dengan kedua orang inspiratif ini secara virtual melalui Webinar Meramu Ide: Gerakan Lanjut Kuliah untuk Semua. Catat waktunya, ya!