Setiap Orang Berhak Udara Bersih, Untuk Hidup yang Lebih Lama
Sadar nggak sih kalau setiap hari kita sudah menghirup polutan melalui udara? Nggak cuma ketika sedang diluar ruangan, ketika sedang beraktivitas di dalam ruangan pun kita sebenarnya sedang menghirup polutan tersebut.
Lebih dari 3 tahun, kita belajar dari Covid-19, kalau bakteri atau virus lebih banyak berputar di dalam ruangan tertutup. Itu juga jadi pembelajaran buat kita untuk bisa mencari cara agar menjaga sirkulasi udara lebih bersih. Nah, saat ini semakin banyak yang menyiapkan aplikasi kualitas udara supaya kita semua bisa lebih waspada.
Ayo, kita ikuti pengaturan waktu berikut agar udara lebih bersih
- Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat merekomendasikan pergantian udara 5 kali per jam supaya kualitas udara lebih oke.
- Udara di kabin pesawat, udara diubah tiga belas kali dalam satu jam, bahkan lebih sering di pesawat berbadan sempit. Jadi, terbang masih cukup berisiko buat tertular penyakit seperti covid atau flu.
- 300-400 ppm, merupakan adalah kadar karbondioksida di udara luar biasa. Tapi di perkotaan, bisa mencapai 600-900 ppm.
- Jika indikator sudah di angka 800 ppm, itu menandakan kalau ruangan kamu sudah butuh udara bagus.
- 1% merupakan persentase udara yang kamu hirup dengan konsentrasi karbondioksida 800 ppm.
- 3.2 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat polusi udara pada tahun 2020.
Teknologi Membantu Kualitas Udara di Dalam Ruangan Jadi Lebih Oke
Di bulan Mei kemarin, American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) meluncurkan standar industri pertamanya untuk mengurangi aerosol penyebab penyakit pada proyek bangunan, saran tentang jumlah minimum ventilasi, penyaringan, dan pembersihan udara yang diperlukan untuk berbagai tempat.
Salah satu alat yang bisa menolong kita untuk memantau kualitas udara ini adalah alat ukur karbondioksida, karena tingkat karbon dioksida bisa menunjukkan seberapa sering udara segar dikendalikan ke dalam ruangan buat pergantian udara.
Belgia merupakan salah satu negara yang sudah mengatur kualitas udara di dalam ruangan publik. Mereka memasang perangkat buat menampilkan kualitas udara secara langsung agar masyarakatnya lebih waspada. Sedangkan di Belanda wajibin pemantauan karbon dioksida di sekolah, sampai mereka nyiapin budget sebesar 17 juta poundsterling atau setara dengan 18,6 juta dollar Amerika supaya setiap ruangan bisa menyediakan monitor pemantau udara.
Ada juga cahaya Ultraviolet Germisida (GUV), yang pake tenaga sinar UV buat bunuh virus, bakteri, dan jamur. Orang-orang yang dukung GUV meminta ubsidi dan pajak yang bikin pengelola bangunan tertarik buat pasang teknologi ini yang udah diuji coba dan terbukti ampuh.
Sejak tahun 1941, GUV udah terbukti bisa kurangin kasus campak di sekolah. Edward Nardell dari Harvard Medical School menyebut GUV sebagai teknologi yang paling efektif, terbukti murah dan aman, serta efektif untuk mengurangi polusi udara. , murah, aman, dan bisa diakses buat ngeresapi udara.”
Referensi : https://www.weforum.org/agenda/2023/07/indoor-air-pollution-covid-lessons-health/